Tidak sedikit ibu yang memilih menjadi seorang pekerja lepas atau freelancer. Kelebihan sebagai freelancer--khususnya bagi seorang ibu-- adalah kemudahakan dalam mengatur waktu sehingga pekerjaan rumah masih dapat dikerjakan dengan baik. Hanya saja, dari sisi keuangan, pendapatan yang tidak pasti didapat setiap bulan boleh jadi masalah, terutama bagi ibu yang harus mendukung keuangan keluarga. Takjarang, soerang freelancer mendapat proyek dengan pendapatan besar, tapi ada saatnya mendapat proyek kecil. Untuk itu, seorang ibu freelancer perlu mengelola keuangan dengan cermat. Lyra Puspa, seorang business coach memberikan 3 tips dalam mengelola keuangan untuk freelancer:
· Membedakan antara fixed cost dan variable cost.
Begitu juga dengan pendapatan. Bedakan mana pendapatan untuk fixed cost dan variable cost. Sebagai seorang istri yang suaminya bekerja, maka
pendapatan suami digunakan untuk pengeluaran pasti seperti belanja bulanan,
belanja harian, menggaji ART, membayar SPP anak-anak, dan pengeluaran pasti
lainnya, sedangkan pendapatan yang diperoleh istri dapat digunakan untuk
pengeluaran tidak pasti, tabungan dan investasi.
· Jika pendapatan suami pun benar-benar tidak
dapat mencukupi pengeluaran pasti maka buatlah rencana keuangan yang baik. Saat
mendapatkan proyek dengan nilai pendapatan yang besar, sisihkan untuk
pengeluaran pasti selama beberapa bulan. Misalnya, pengeluaran pasti 100.
Pendapatan dari suami hanya dapat
mencukupi 80. Berarti dari pendapatan istri harus menutupi 20. Saat Ibu
mendapat penghasilan besar, sisihkan untuk menutupi kekurangan sebanyak 20
dikali beberapa bulan, lalu sisanya disimpan untuk variable cost. Untuk tabungan, berarti Ibu harus mencari pendapatan
dari proyek lain.
· Disiplin dengan keuangan. Selama kondisinya masih belum stabil, pastikan hanya membeli kebutuhan penting. Tahan diri untuk membeli barang-barang yang tidak terlalu penting. Kalau dulu saat bekerja, Ibu harus membeli sehelai baju tiap bulan, maka saat ini kondisinya berbeda.
Untuk
mengamankan nilai uang, sebaiknya sebagian uang ada yang diinvestasikan dalam
bentuk emas atau logam mulia. Jika nilainya besar, dapat diinvestasikan dalam
bentuk properti.
Mengatur Jadwal Proyek
Ada
beberapa jenis pekerjaan lepas:
- Menangani satu proyek selama waktu tertentu
dan harus berkantor di perusahaan tersebut hingga proyek selesai;
- Menangani satu proyek selama waktu tertentu,
tetapi pekerjaan dapat dilakukan di mana saja, termasuk di rumah, dan
hanya ke kantor pada waktu-waktu tertentu saja;
Dalam mengatur waktunya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
·
Besar nilai proyek dan tanggungjawab kita di
dalamnya. Jika waktu pengerjaan tidak terlalu lama sedangkan pekerjaan yang
harus dilakukan banyak, maka fokus pada proyek tersebut. Jangan hanya mengejar
honor yang banyak namun tidak maksimal dalam pengerjaannya. Pahami bahwa
membangun kredibilitas tidaklah mudah.
·
Untuk proyek skala sedang hingga besar, beri
waktu jeda minimal dua minggu antara proyek yang satu dengan yang berikutnya,
untuk mengantisipasi adanya kemunduran jadwal.
·
Kesiapan diri dan keluarga. Jika proyek tersebut
harus dikerjakan selama beberapa bulan, pastikan ada seseorang yang membantu
pekerjaan rumah atau mengawasi anak-anak. Berdasarkan pengalaman, untuk proyek
skala besar, cukup berat dilakukan jika Ibu masih harus sepenuhnya mengurus
rumah tangga.
(Dikutip dari buku “Jangan Asal Resign untuk Ibu Bekerja” karya
Aprilina Prastari).
No comments:
Post a Comment