Anakku yang Tidak Patuh Atau ....

/ /
Ibu Diana siang itu akan menghadiri rapat di kantor suaminya. Sebelum pergi, ia berpesan kepada puteranya, Andre (14 tahun), untuk mengirimkan paket ke tetangga mereka. Sore hari, sepulang dari kantor suaminya, ia masih melihat paket tersebut tergeletak di atas meja makan. Ibu Diana kesal. Masa hanya dimintai tolong mengantar ke tetangga saja tidak mau!
“Ndre, kok paketnya untuk Tante Jeane belum dikirim, sih? Kan tinggal jalan sebentar juga sampe!” kata Ibu Diana. 
“Lho, kapan Mama bilangnya?”
“Tadi siang sebelum berangkat ke kantor Papa.”
“Andre enggak denger, Ma,”
“Masa enggak denger? Mama teriak-teriak dari bawah, lho!”
“Iya, bener. Tadi siang kan Andre lagi dengerin musik di kamar.”
Ayah-Bunda pernah mengalami kejadian serupa?
Orangtua merasa sudah meminta anak melakukan sesuatu namun anak tidak melakukannya. Kalau sudah begitu, kerap kali, orangtua menjadi kesal. “Duh, masa sih dimintai tolong begitu saja nggak mau.” Padahal, bisa jadi, ada hal-hal yang menghambat diterimanya pesan atau dalam ilmu komunikasi disebut “noise” atau gangguan. 
Ada beberapa bentuk gangguan yang terjadi dalam komunikasi antara anak dan orangtua:
1. Bahasa yang digunakan
Penggunaan bahasa tentu harus disesuaikan dengan usia anak. Apakah bahasa yang kita gunakan mudah dipahami oleh mereka? Apakah kata-kata yang kita gunakan tepat digunakan? Bahasa yang kita gunakan untuk anak usia 6 tahun tentu berbeda ketika anak memasuki usia remaja. 


2. Kondisi sekitar
Cerita di atas tepat untuk menggambarkan bagaimana kondisi sekitar sangat memengaruhi diterimanya pesan.  Bagaimana mungkin anak dapat menerima pesan kalau disampaikan dari jarak jauh, ditambah lagi di kamar ada suara musik sehingga teriakan mama tidak akan terdengar. Maka, ketika akan menyampaikan pesan, pastikan bahwa anak mendengar dengan jelas apa yang kita sampaikan.   
Biasakan, ketika orangtua ingin menyampaikan sesuatu, apalagi jika sesuatu tersebut cukup serius:
a. Ajak anak untuk duduk berdekatan. Jaga kontak mata, namun untuk anak laki-laki, tidak perlu dipaksa menatap atau melihat orangtua, jika memang ia tak mau. Yang penting tidak ada aktivitas lain yang mereka lakukan selain berbincang dengan Ayah-Bunda.
b. Alokasikan waktu berapa lama Ayah-Bunda akan bicara dengan mereka jika hal tersebut memang bukan pesan biasa. Bisa berupa aturan, perasaan atau keinginan Ayah-Bunda, dan lain-lain sehingga anak siap untuk mendengarkan. 
c. Usahakan untuk menyampaikan satu pesan atau topik pembicaraan sehingga tidak melebar kemana-mana. 

Selamat mengobrol dengan ananda, Ayah-Bunda

No comments:

Post a Comment